Jakarta, 21 Oktober 2025 — Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa kembali menyelenggarakan kegiatan akademik inspiratif melalui webinar bertajuk “Optimizing Startup Business Model for Facing Competitor” pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Webinar ini menghadirkan dua pembicara berkompeten di bidang bisnis dan kewirausahaan, yakni Dr. Septiana Estri Ayu Mahani, SE., M.Si dan Lilla Rahmawati, yang membahas pentingnya optimalisasi model bisnis startup agar mampu bersaing secara efektif di tengah ketatnya kompetisi industri digital.

Webinar ini dibuka oleh Bapak Ir. A. Sigit Pramono Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa. Beliau mengatakan bahwa dalam era digital yang serba cepat, kemampuan startup untuk menyesuaikan model bisnisnya menjadi kunci utama dalam mempertahankan daya saing. Startup yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan perilaku konsumen memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dalam jangka panjang. Optimalisasi model bisnis mencakup inovasi produk, efisiensi biaya, serta strategi diferensiasi agar startup tidak hanya mengikuti tren, tetapi mampu menciptakan nilai unik bagi pelanggan.
Kompetisi yang semakin ketat mendorong startup untuk terus melakukan inovasi dalam aspek operasional, pemasaran, dan layanan pelanggan. Model bisnis yang fleksibel dan berbasis teknologi memungkinkan perusahaan rintisan untuk mengantisipasi pergerakan pesaing dan merespons kebutuhan pasar secara cepat. Pendekatan berbasis data dan pemanfaatan teknologi digital menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan strategis agar startup dapat memanfaatkan peluang sekaligus mengurangi risiko bisnis.
Selain itu, keberhasilan startup dalam menghadapi kompetitor tidak hanya bergantung pada inovasi produk, tetapi juga pada kejelasan strategi monetisasi dan keberlanjutan bisnis. Startup yang mampu mengoptimalkan sumber pendapatan melalui diversifikasi layanan serta membangun kemitraan strategis akan memiliki ketahanan yang lebih kuat dalam menghadapi persaingan. Dengan demikian, optimalisasi model bisnis bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan mendesak bagi startup untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar global.

Dalam pemaparannya, Dr. Septiana Estri Ayu Mahani, SE., M.Si menjelaskan bahwa model bisnis adalah fondasi utama yang menentukan arah dan keberhasilan sebuah startup. Menurutnya, banyak startup yang gagal bukan karena kurangnya ide, tetapi karena model bisnisnya tidak mampu menyesuaikan diri dengan dinamika pasar. Ia menekankan bahwa optimalisasi model bisnis harus dimulai dari pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pelanggan dan keunggulan kompetitif yang ingin dibangun. “Startup harus mampu menjawab satu pertanyaan penting: apa nilai unik yang kita tawarkan dibandingkan pesaing?” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Septiana menyoroti pentingnya inovasi berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya secara efisien dalam menghadapi kompetisi. Ia menjelaskan bahwa startup perlu memanfaatkan teknologi digital seperti analisis data, kecerdasan buatan, dan platform kolaboratif untuk meningkatkan produktivitas dan ketepatan strategi. Dengan pendekatan berbasis data, startup dapat membuat keputusan yang lebih akurat dan menyesuaikan model bisnis sesuai perubahan pasar.
Dalam sesi terakhir, Dr. Septiana mengajak mahasiswa untuk berpikir strategis dan adaptif terhadap perkembangan industri. Ia menekankan bahwa keberhasilan sebuah model bisnis tidak datang dari kesempurnaan awal, melainkan dari kemampuan untuk beradaptasi dan melakukan perbaikan berkelanjutan. “Model bisnis yang kuat adalah yang mampu berkembang bersama perubahan, bukan yang kaku dan statis,” tegasnya.

Sementara itu, Lilla Rahmawati membahas pentingnya strategi diferensiasi dan penguatan merek sebagai bagian dari optimalisasi model bisnis startup. Ia menjelaskan bahwa di tengah banyaknya kompetitor dengan produk serupa, keunikan merek dan pengalaman pelanggan menjadi faktor pembeda yang krusial. Menurutnya, startup harus mampu membangun citra yang kuat dengan mengedepankan nilai, kualitas layanan, dan hubungan emosional dengan konsumen. “Brand yang kuat bukan hanya tentang visual, tetapi tentang kepercayaan yang dibangun secara konsisten,” tutur Lilla.
Lilla juga menyoroti pentingnya customer retention strategy dalam mempertahankan loyalitas pelanggan. Ia menegaskan bahwa mempertahankan pelanggan lama sering kali lebih efektif daripada terus-menerus mencari pelanggan baru. Dengan memanfaatkan teknologi seperti customer relationship management (CRM) dan analisis perilaku konsumen, startup dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih personal dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Dalam bagian akhir materinya, Lilla menekankan bahwa optimalisasi model bisnis tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan cepat, tetapi juga pada keberlanjutan. Ia mendorong para mahasiswa dan pelaku usaha muda untuk terus berinovasi tanpa kehilangan fokus pada nilai inti perusahaan. “Startup yang sukses bukan yang tumbuh paling cepat, melainkan yang paling mampu mempertahankan nilainya di tengah perubahan,” ungkapnya.
Webinar ini berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pelaku usaha muda dari berbagai daerah di Indonesia. Sesi diskusi yang hangat memberikan ruang bagi peserta untuk menggali lebih dalam tentang strategi membangun model bisnis yang adaptif dan kompetitif di era digital yang penuh tantangan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, STIE Kasih Bangsa berharap dapat terus menjadi wadah pengembangan wawasan bisnis dan inovasi bagi mahasiswa. Melalui pemahaman tentang optimalisasi model bisnis startup, diharapkan generasi muda mampu menjadi wirausahawan yang kreatif, tangguh, dan siap menghadapi dinamika persaingan bisnis di tingkat nasional maupun global.

Kegiatan ini menegaskan pentingnya optimalisasi model bisnis bagi startup agar mampu menghadapi persaingan secara efektif, berinovasi secara berkelanjutan, dan menciptakan nilai tambah yang relevan bagi pelanggan di era transformasi digital. Optimalisasi model bisnis merupakan langkah strategis bagi startup untuk bertahan dan tumbuh di tengah persaingan yang semakin kompleks. Dengan menggabungkan inovasi, analisis pasar, dan pemanfaatan teknologi, startup dapat membangun fondasi bisnis yang tangguh, adaptif, serta mampu bersaing secara berkelanjutan di era digital. Melalui pemahaman yang mendalam tentang strategi model bisnis, startup dapat mengubah tantangan kompetisi menjadi peluang untuk berinovasi. Optimalisasi model bisnis bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang menciptakan nilai yang membedakan dan memperkuat posisi merek di pasar yang terus berkembang.

