Memulai sebuah startup adalah perjalanan yang menantang—dan tidak bisa dilakukan sendirian. Di balik setiap startup sukses, ada tim solid yang saling melengkapi. Sebelum Anda mulai membangun produk atau mencari investor, langkah pertama dan terpenting adalah menemukan dan membentuk tim impian (dream team).
Menyadari potensi dan tantangan ini, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kasih Bangsa mengadakan Webinar dengan Judul How to Find & Build Your Dream Team Before Startup melalui platform Zoom pada tanggal 06 Mei 2025. Sigit Pramono Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa membuka webinar ini dengan penuh semangat. Webinar ini menghadirkan 2 (dua) Narasumber hebat yaitu Dr. Ir. Anime Sri Handayani, MT, IPM, MT, IPM dan Fitri Hardiyanti
Satu ide besar tidak cukup untuk melahirkan sebuah startup yang sukses. Tim yang solid, adaptif, dan kompeten justru sering menjadi pembeda utama antara startup yang bertahan dan yang tumbang. Tak mengherankan jika para investor dunia menaruh perhatian serius pada siapa saja yang berada di balik layar sejak hari pertama ujar Sigit Pramono Hadi, M.Si
Fakta nya 23% Startup Gagal Karena Tim yang Tidak Cocok. Menurut laporan CB Insights 2024, salah satu penyebab utama kegagalan startup adalah masalah internal tim—mencapai 23% dari total kasus kegagalan. Masalah seperti konflik antar co-founder, ketidakjelasan peran, hingga ketidakseimbangan kontribusi dan kepemilikan saham menjadi isu yang kerap muncul di fase awal. Lebih jauh lagi, Startup Genome Report 2023 menyebut bahwa startup dengan tim founding yang beragam secara keahlian memiliki kemungkinan sukses 1,8 kali lebih tinggi dibanding tim yang hanya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang serupa.
Di balik setiap startup yang sukses, hampir selalu ada tim yang solid dan visioner. Membangun dream team bahkan sebelum startup resmi berdiri bukan hanya strategi jitu—itu adalah fondasi. Dalam dunia startup yang dinamis dan penuh ketidakpastian, ide yang brilian tidak cukup. “Eksekusi adalah segalanya,” ujar Fitri Hardiyanti. “Dan untuk mengeksekusi ide dengan tepat, Anda perlu orang-orang yang bisa saling percaya dan saling melengkapi.”
Tim awal akan membentuk DNA perusahaan. Mulai dari kultur, arah produk, hingga bagaimana perusahaan menghadapi tekanan pasar. Tak heran, banyak venture capitalist menilai kualitas tim sebelum melihat proposal bisnis.
Langkah-Langkah Membangun Dream Team menurut Fitri Hardiyanti adalah
Kenali Kebutuhan Kompetensi Sejak Awal
Identifikasi keahlian inti yang dibutuhkan: teknikal, produk, pemasaran, hingga keuangan. Jangan buru-buru merekrut hanya karena chemistry; pastikan ada kecocokan keterampilan. “Kami merekrut bukan hanya karena seseorang pintar, tapi karena mereka punya growth mindset dan tahan banting,” ujar Fitri Hardiyanti.
Cari Rekan dengan Visi Sejalan
Rekan yang tepat tidak harus selalu setuju, tapi harus memiliki visi dan nilai yang sama. Menurut Fitri Hardiyanti, “Perbedaan pandangan itu sehat, tapi arah harus satu. Kalau visinya berbeda, cepat atau lambat tim akan retak.”
Manfaatkan Komunitas dan Inkubator
Komunitas startup seperti Startup Grind, Founder Institute, atau platform seperti LinkedIn dan AngelList menjadi tempat strategis untuk menemukan co-founder atau anggota tim awal. Banyak startup sukses Indonesia lahir dari koneksi informal di komunitas.
Uji dengan Proyek Kecil Terlebih Dahulu
Sebelum komitmen jangka panjang, ajak calon tim menjalankan proyek kecil. Ini menjadi ajang uji chemistry dan integritas.
Bangun Budaya dari Hari Pertama
Budaya kerja bukan hanya soal nilai-nilai di dinding kantor. Ini dibentuk dari bagaimana tim berkomunikasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan sejak awal. “Budaya itu seperti akar pohon. Tidak kelihatan, tapi menentukan apakah perusahaan tumbuh atau tumbang,” kata Fitri Hardiyanti
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari menurut Fitri Hardiyanti adalah merekrut berdasarkan kedekatan pribadi tanpa pertimbangan kompetensi adalah jebakan umum. Pembagian saham yang tidak proporsional di awal juga bisa menjadi sumber konflik serius. “Jangan buru-buru kasih saham. Jalani dulu enam bulan bareng. Kalau chemistry-nya cocok, baru komit,”
Membangun startup adalah maraton, bukan sprint. Tim yang Anda bentuk bukan hanya akan menjadi kolega, tapi partner dalam menghadapi tekanan, kegagalan, hingga keberhasilan. Mereka bukan hanya orang yang bisa bekerja dengan Anda—mereka adalah orang yang akan berjuang bersama Anda.
Di dunia startup, siapa yang Anda ajak memulai bisa lebih menentukan daripada ide apa yang Anda bawa. Tim yang tepat akan tahu kapan harus pivot, bagaimana menavigasi krisis, dan mampu mempertahankan semangat di masa sulit. Dengan membangun tim impian sejak sebelum startup diluncurkan, Anda tidak hanya memperbesar peluang sukses—Anda membangun fondasi untuk bertahan.
Startup bukan hanya tentang ide—tetapi tentang orang yang mengeksekusi ide itu. Membangun dream team sejak awal akan meningkatkan peluang sukses startup Anda secara signifikan. Jangan terburu-buru. Luangkan waktu untuk menemukan orang yang tepat, karena pada akhirnya, Anda tidak sedang membangun produk—Anda sedang membangun perusahaan