Seminar Nasional Inkubasi Bisnis & Investasi “Kiat Mendirikan Startup”

Dalam era digital yang terus berkembang pesat, dunia bisnis mengalami transformasi yang signifikan. Salah satu fenomena yang paling mencolok adalah munculnya startup sebagai motor penggerak inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Startup tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga menghadirkan solusi-solusi inovatif untuk berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Namun, mendirikan dan mengembangkan startup bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek, mulai dari validasi ide, pengembangan produk, hingga strategi pemasaran dan pendanaan. Banyak calon pendiri startup yang menghadapi tantangan dan hambatan dalam mewujudkan impian mereka.

Menyadari pentingnya peran startup dalam perekonomian dan tantangan yang dihadapi oleh para calon pendiri, STIE Kasih Bangsa berinisiatif untuk menyelenggarakan webinar dengan judul “Kiat Mendirikan Startup” pada  Kamis, 13 Maret 2025 melalui platform Zoom.

Webinar ini bertujuan untuk memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan praktis kepada mahasiswa dan masyarakat umum yang tertarik untuk terjun ke dunia startup.

Sigit Pramono Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen STIE Kasih Bangsa membuka  webinar perdana ini dengan penuh semangat. Bapak Sigit menjelaskan bahwa petumbuhan startup di Indonesia sudah mulai merajalela dari Sabang Maupun bumi Merauke. Beliau juga mengatakan bahwa membangun startup tidak semudah menciptakan startup, baik dari bagaimana cara untuk mengembangkan, memperbesar startup itu sendiri.  Starrtup yang dimaksud di sini bukanlah hanya sekadar startup yang ”ecek-ecek”, namun  dapat memberikan masa depan yang cerah dan memberikan peluang bagi ribuan karyawan, serta memberikan kontribusi dan manfaat yang sangat luar biasa berupa pemberian layanan bagi jutaan masyarakat yang diharapkan dapat memuaskan mereka dengan layanan terbaik yang akan kita beri nantinya.

Selain Bapak Sigit Pramono, terdapat tiga narasumber yang berpengalaman yaitu Bapak Hembang Nugraha sebagai CEO Bieproduction.com, Ibu Fitri Hardiyati sebagai Founder dari Amiga, serta Stanislaus Glorius Vigo Angewara sebagai CEO CV. Agrisolute Indonesia. Ketiganya membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka kepada para peserta seminar tentang bagaimana cara, tips, langkah, dan juga strategi yang tepat dan harus digunakan untuk mendirikan startup serta apa saja tantangan yang akan dihadapi oleh pendiri.

Hembang Nugraha membuka sesi seminar dengan membahas dasar-dasar mendirikan startup. Ia menjelaskan bahwa startup adalah perusahaan rintisan yang berfokus pada teknologi dengan tujuan menciptakan produk atau layanan inovatif untuk menyelesaikan masalah masyarakat.

Memulai sebuah startup bukan sekadar tentang memiliki modal yang cukup, namun juga membutuhkan persiapan yang matang di berbagai aspek. Perjalanan mendirikan startup dimulai dari pencarian ide bisnis yang tepat. Menemukan ide bisnis yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat menjadi fondasi awal yang akan menentukan arah perkembangan bisnis ke depannya.

Setelah ide bisnis terbentuk, langkah selanjutnya adalah membangun rencana bisnis yang komprehensif. Rencana bisnis yang baik mencakup visi dan misi perusahaan, identifikasi target pasar, serta strategi pengembangan produk. Riset pasar yang mendalam juga diperlukan untuk memahami lanskap kompetisi dan preferensi konsumen potensial.

Pendanaan merupakan aspek krusial dalam memulai startup. Berbagai sumber pendanaan dapat diakses, mulai dari angel investor yang berinvestasi di tahap awal, platform crowdfunding yang menghimpun dana dari masyarakat luas, hingga venture capital yang biasanya berinvestasi pada startup dengan potensi pertumbuhan signifikan. Pendanaan yang tepat akan mendukung operasional bisnis dan memungkinkan perusahaan berkembang sesuai rencana.

Membangun tim yang solid juga tak kalah penting. Rekrutmen anggota tim dengan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan bisnis akan mempercepat pencapaian tujuan perusahaan. Tim yang terdiri dari individu dengan kompetensi beragam namun saling melengkapi dapat mendorong inovasi dan efisiensi dalam operasional startup.

Aspek legalitas startup juga tidak boleh diabaikan. Melengkapi dokumen legal seperti akta pendirian perusahaan, Nomor Induk Berusaha (NIB), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), hingga pendaftaran merek dagang akan memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata konsumen dan investor.

Strategi pemasaran yang efektif berperan penting dalam memperkenalkan produk atau jasa kepada target pasar. Selain itu, evaluasi berkala terhadap kinerja bisnis juga perlu dilakukan untuk memantau perkembangan perusahaan dan melakukan penyesuaian strategi bila diperlukan.

Pak Hembang juga menekankan pentingnya mentoring dari para ahli di bidangnya. Bimbingan dari mentor yang berpengalaman dapat memberikan panduan strategis yang berharga dalam pengembangan startup, membantu menghindarkan kesalahan umum, dan mempercepat proses pembelajaran bagi para pendiri startup.

Fitri Hardiyanti memulai pemaparan materinya dengan perkenalan atas dirinya dan menyebutkan sertifikasi yang telah diikuti dan telah didapatkannya, diantaranya sebagai berikut Kanban System Design KMP1 & Kanban Management Professional KMP2 (Kanban University), Professional Scrum Master (Scrum.org), IC-Agile Business Agility Foundation, Certified Tax Administrator Management (BNSP), Certified Internal Auditor Senior (CIAS), Certified Financial Report Analyst (CFRA), dan yang terakhir yaitu BREVET A & B (Tac Tic Tax).

Dengan latar belakang yang kuat dalam manajemen bisnis dan teknologi, Fitri Hardiyanti memberikan wawasan berharga kepada peserta seminar dalam memahami bagaimana seluk-beluk mendirikan startup.

Sesi pertama dimulai dengan penjelasan Ibu Fitri mengenai apa itu startup. Ia menjelaskan bahwa startup adalah perusahaan rintisan yang berfokus pada inovasi dan pertumbuhan cepat, dengan teknologi sebagai tulang punggungnya. Ibu Fitri menekankan perbedaan utama antara startup dan bisnis konvensional, yaitu pada aspek inovasi, skalabilitas, dan sumber pendanaan. Sementara bisnis konvensional cenderung mengandalkan modal sendiri atau pinjaman bank, startup biasanya mencari pendanaan dari investor atau venture capital untuk mempercepat pertumbuhannya.

Selanjutnya, Ibu Fitri membimbing peserta untuk menemukan ide-ide potensial yang dapat dijadikan dasar untuk mendirikan startup. Ia mengajak peserta untuk mengamati masalah di sekitar mereka, mengikuti tren industri dan teknologi terkini, serta menggali pengalaman pribadi sebagai sumber inspirasi. Dengan cara ini, para calon founder dapat menciptakan solusi inovatif yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat.

Setelah menemukan ide, langkah berikutnya adalah melakukan validasi. Fitri menjelaskan bahwa proses ini meliputi beberapa langkah penting: pertama, melakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan; kedua, membuat Minimum Viable Product (MVP) yang merupakan versi awal produk dengan fitur dasar; dan ketiga, mengumpulkan umpan balik dari pengguna awal untuk memastikan bahwa produk tersebut memiliki potensi sukses di pasar.

Ibu Fitri kemudian menekankan pentingnya membangun tim yang solid dalam mendirikan startup. Ia menjelaskan bahwa komposisi tim harus terdiri dari peran-peran strategis seperti CEO (Chief Executive Officer), CTO (Chief Technology Officer), dan CMO (Chief Marketing Officer). Masing-masing anggota tim memiliki tanggung jawab yang berbeda namun saling melengkapi dalam mengembangkan visi dan strategi bisnis startup.

Terakhir, Ibu Fitri membahas faktor keberhasilan lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu budaya kerja yang kuat. Ia menjelaskan bahwa budaya kerja yang baik mencakup visi dan misi yang jelas, komunikasi yang efektif antar anggota tim, serta kolaborasi yang solid. Dengan budaya kerja yang positif, tim akan lebih mampu menghadapi tantangan dan bekerja sama

Stanislaus Glorius Vigo Angeswara memulai presentasinya dengan memperkenalkan dirinya sebagai CEO CV. Agrisolute Indonesia serta berbagai pencapaiannya di bidang inovasi teknologi dan bisnis.

Dengan penyampaian yang penuh semangat, ia mengulas berbagai aspek penting yang menjadi penentu keberhasilan maupun kegagalan di ekosistem startup.

Ia memulai dengan menguraikan tantangan-tantangan umum yang dihadapi para pendiri startup. “Banyak startup yang gagal bukan karena ide yang buruk, melainkan karena sejumlah faktor krusial,” jelasnya. Kak Vigo memaparkan bagaimana keterbatasan modal, tim yang belum memiliki kesolidan, solusi yang tidak tepat sasaran, serta pasar yang belum teridentifikasi dengan baik seringkali menjadi batu sandungan yang menggagalkan perjalanan sebuah startup.

Selanjutnya, ia memperkenalkan konsep bootstrapping sebagai salah satu strategi memulai usaha. “Tidak punya dana pribadi bukan berarti tidak bisa memulai,” tegasnya. Ia menjelaskan bagaimana para wirausahawan atau para startup dapat memanfaatkan program pendanaan yang tersedia atau mengembangkan inovasi mandiri untuk memulai usaha tanpa modal besar di awal.

Dengan sistematis, Kak Vigo menguraikan langkah-langkah membangun startup yang sukses. Menurutnya, proses ini harus dimulai dari identifikasi masalah yang tepat, dilanjutkan dengan perancangan solusi, hingga pengembangan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar. “Memahami masalah dengan benar adalah separuh dari solusi,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya membangun traction atau daya tarik bagi bisnis. “Investor tidak hanya melihat ide Anda, tetapi bukti bahwa ada pasar yang menginginkan solusi Anda,” terangnya. Kak Vigo juga turut menjelaskan bagaimana traction yang baik menjadi magnet yang mampu menarik perhatian investor potensial.

Di akhir paparannya, Kak Vigo berbagi pengalaman pribadinya dalam mengembangkan berbagai inovasi teknologi. Dengan antusiasme yang menular, ia menceritakan perjalanannya mengembangkan solusi-solusi berbasis Internet of Things (IoT), mulai dari aplikasi pertanian pintar (smart farming) hingga inovasi di bidang energi terbarukan. Pengalamannya memberikan contoh nyata bagaimana prinsip-prinsip yang ia sampaikan dapat diaplikasikan dalam pengembangan startup teknologi.